Novel ini di tulis oleh Stieg Larsson penulis asal Swedia yang bercerita tentang dunia investigasi jurnalisme sekaligus misteri yang tidak terpecahkan selama bertahun-tahun.
Tokoh utama di novel ini adalah Mikael Blomkvist, wartawan ekonomi investigasi yang menghadapi gugatan pengadilan akibat artikelnya di Majalah Millenium yang didirikannya bersama partnernya Erika Berger. Tulisannya dianggap telah mencemarkan nama baik seorang pengusaha Hans Erik Wennerstrim dengan tuduhan telah menyebarkan berita bohong mengenainya. Padahal, artikel tersebut ia dapatkan dari seorang temannya semasa sekolah yang tidak mau ia ungkapkan sumbernya di pengadilan.
Dilain pihak, karena ketenarannya di televisi mengenai kasusnya tersebut, pengusaha Henrik Vanger tertarik mempekerjakan Blomkvist untuk menyelidiki kasus hilangnya Harriet Vanger, keponakan tersayangnya. Harriet Vanger yang mengilang tanpa jejak dari Pulau Hedeby di Hedestad. Henrik merasa keponakannya telah menjadi korban pembunuhan, namun mayatnya tidak pernah ditemukan. Setiap tahun sejak hilangnya Harriet, Henrik seperti di terror dengan munculnya kiriman bunga-bunga langka tepat pada hari ulang tahunnya.
Henrik, di bantu oleh pengacaranya Dirch Frode akhirnya berhasil menyewa Blomkvist untuk menyelidiki kasus tersebut. Dalam investigasinya, Blomkvist bertemu dengan Lisbeth Salander, seorang gadis punk sosial yang merupakan investigator yang juga hacker yang handal. Yang membuat laporan mengenai Blomkvist kepada Henrik sebagai latar belakang Henrik mempekerjakan Blomkvist.
Novel ini juga fokus pada kelamnya kehidupan Lisbeth, yang mendapatkan kekerasan seksual sejak remaja hingga umurnya 23 tahun ini. Lisbeth sering melakukan tindakan kekerasan kepada siapapun yang menyentuhnya, hingga ia harus mempunyai wali asuh karena dianggap tidak kompeten secara sosial dan finansial.
Kehidupan Lisbeth yang kelam ini ditambah dengan wali asuh barunya yang ternyata seorang laki-laki dengan ketertarikan seksual yang sadis. Beberapa kali ia mendapatkan pelecehan seksual yang parah hanya untuk mendapatkan uangnya sendiri, sampai akhirnya ia membalas dendam kepada wali asuhnya tersebut.
Pada awalnya investigasi yang dilakukan Blomkvist selalu menemui jalan buntu. Saat itu lah ia akhirnya memutuskan untuk memiliki aisten penyelidik yang membawa Blomkvist mengenal Lisbeth. Akhirnya Blomkvist mendapatkan bantuan dari Lisbeth, mereka sedikit demi sedikit menemukan kaitan kematian beberapa wanita yang kasusnya belum terpecahkan. Mereka berdua berhasil menguak misteri yang selama ini menjadi tanda tanya. Investigasi mereka menguak beberapa fakta mengerikan yang berhubungan dengan kasus pembunuhan berantai. Namun belum berhasil membawa mereka pada Harriet.
Diakhir cerita, novel setebal 780 halaman ini akhirnya berhasil menguak kebenaran mencengangkan dari keluarga besar Vanger yang memiliki rahasia kelam dan berhasil mengungkapkan misteri hilangnya Harriet.
Novel ini mengalir dengan lancar dan membuat yang membacanya penasaran untuk membuka lembar demi lembar hingga habis. Novel ini juga memberikan pengetahuan baru tentang anti rasial dan anti semit, juga memperlihatkan sebuah investigasi yang melibatkan teknologi canggih. Stieg Larsson, penulis novel ini meninggal tidak lama setelah mengirimkan naskah ini beserta dua sekuelnya dan berhasil mendapat anugerah International Author of The Year oleh ITV3 Crime Thriller Award tahun 2008.
Perbandingan dengan Film
Overall, filmnya keren. Menggambarkan secara cukup detail kejadian yang diceritakan di dalam novelnya. Walaupun ada beberapa scene yang sebenarnya kalau udah baca novelnya bikin kita mengerenyitkan kening dan ngomong “kok gini, di novel gak gini nih”
Contohnya, di dalam novel, foto-foto pada saat menghilangnya Harriet diperlihatkan Henrik Vanger kepada Mikael Blomkvist (Daniel Craig) pada awal ia melakukan investigasi. Namun di dalam film, hal ini dibuat menjadi sebuah ketidaksengajaan blomkvist menemukan foto tersebut ketika ia akan memindahkan tumpukan berkas hilangnya Harriet. Juga cerita mengenai Blomkvist yang harus menginap di penjara selama 3 bulan karena kasus pencemaran nama baik yang dialaminya tidak masuk ke dalam film. But that’s Ok, tidak mengganggu jalan ceritanya menurut gw.
Filmnya sendiri tidak terlalu banyak adegan actionnya, minim bahkan, namun yang ditonjolkan adalah investigasi dan misteri yang sedang diungkap oleh kedua tokoh tersebut. Penggambaran latar belakang cerita (tempat, gedung, jembatan, pulau) juga sangat pas, seperti bisa membangunkan khayalan para pembaca novelnya.
Secara garis besar, filmnya sejalan dengan novelnya. Menggiring siapapun yang menontonya untuk penasaran dan cukup menegangkan. Akting dari Ronney Mara sangat menggambarkan sosok Lisbeth Salander yang asosial, tato sana sini dan tindikan anting di mana-mana. Sosok Lisbeth benar-benar dihidupkan oleh acting Ronney Mara lengkap dengan jiwa amarah dan kelam yang berasal dari masa lalunya.
Film thriller berdurasi sekitar 2,5 jam ini juga banyak menampilkan fakta tentang kekerasan yang sering kali terjadi pada kalangan perempuan oleh laki-laki di Swedia. Film ini sangat sayang untuk dilewatkan begitu juga dengan novelnya. Sayangnya film ini sepertinya tidak akan ditayangkan di bioskop-bioskop tweentyone Indonesia. Karena ada beberapa adegan seksual yang cukup vulgar, apalagi ketika menggambarkan pelecehan seksual yang dialami Lisbeth yang dilakukan oleh wali asuhnya.
Ehmm, gw sendiri, kasih 4,5 bintang dari 5 bintang untuk film ini. Great movie, great story.